23 Juli 2025
Oleh Elias Mite
Di bawah langit biru Merauke yang luas dan tak berbatas, suara tawa anak-anak menggema dari sudut-sudut kampung. Di pinggir lapangan, di kolong rumah panggung, atau di tepi sungai Maro, mereka berlarian tanpa alas kaki, membawa kebahagiaan yang tak ternilai. Bukan dari mainan mahal, bukan dari teknologi canggih, tapi dari hal-hal sederhana: layang-layang dari daun sagu, perahu kecil dari kulit kayu, dan nyanyian spontan di tengah hujan
Tahun ini, Indonesia memperingati Hari Anak Nasional 2025 dengan tema besar: “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045.” Tema ini bukan sekadar slogan. Ia adalah pengingat serius bahwa masa depan Indonesia bergantung pada bagaimana kita memperlakukan anak-anak hari ini—baik di kota besar maupun di tanah ujung timur seperti Papua.
Anak-anak di Papua punya potensi besar. Mereka tumbuh dengan akar budaya yang kuat, semangat gotong royong yang masih hidup, serta kekayaan alam yang menginspirasi kreativitas sejak dini. Namun, mereka juga hidup dalam keterbatasan. Jaringan internet yang belum merata, akses pendidikan dan layanan kesehatan yang masih timpang, serta minimnya ruang bermain yang layak masih menjadi tantangan nyata. Tapi dari semua itu, mereka tetap bisa tersenyum. Tawa mereka bukan semu, melainkan bentuk asli dari harapan yang belum padam.
Di balik tawa anak-anak itu, kita yang dewasa seharusnya belajar arti kebahagiaan yang sejati—bahwa bahagia tidak harus mahal, dan harapan bisa tumbuh meski dalam tanah yang keras.
Hari Anak Nasional seharusnya menjadi lebih dari sekadar seremoni. Ia harus menjadi momentum perubahan, terutama bagi anak-anak yang hidup di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) seperti Papua. Bagaimana mungkin kita membicarakan Indonesia Emas 2045 jika anak-anak Papua masih harus berjalan jauh untuk sekolah, belajar tanpa buku, dan bermimpi tanpa jendela informasi yang terbuka lebar?
Karena itu, momen ini harus menjadi ajakan bagi semua pihak—pemerintah, gereja, sekolah, orang tua, dan bahkan tokoh adat—untuk bergandengan tangan memastikan bahwa setiap anak, tanpa kecuali, punya hak yang sama untuk tumbuh hebat. Pendidikan inklusif, bebas kekerasan, dan ramah budaya harus menjadi pilar utama dalam merawat mereka.
Banyak anak-anak Papua yang hebat telah membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang. Mereka menjadi atlet, guru, dokter, dan pemimpin. Tapi kita tidak bisa terus berharap pada keajaiban individu. Kita harus menciptakan sistem yang adil bagi semua, agar setiap tawa kecil di kampung dapat tumbuh menjadi suara besar perubahan di masa depan.
Mari jadikan Hari Anak Nasional 2025 ini sebagai titik balik. Titik di mana kita tidak lagi melihat anak-anak hanya sebagai objek perlindungan, tapi sebagai subjek pembangunan. Kita beri mereka ruang untuk bersuara, kita ajarkan mereka berpikir, dan kita dampingi mereka tumbuh. Karena dari tawa mereka, kita belajar arti kebahagiaan, dan dari langkah mereka, kita menata jalan menuju Indonesia yang lebih adil dan beradab.
Di tanah Papua yang indah ini, anak-anak tidak hanya menunggu masa depan. Mereka sedang menciptakannya—dengan tangan kecil, hati besar, dan tawa yang menggetarkan nurani kita semua.
Selamat Hari Anak Nasional ke-41 Tahun 2025
“Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045”
Turut mendukung tumbuh kembang anak Indonesia yang sehat, cerdas, dan bahagia.
BPKAD Kabupaten Merauke
30 Juni 2025
Oleh: Elias Mite
Tujuh puluh sembilan tahun bukanlah waktu yang si ... Baca Selengkapnya
26 Juni 2025
Oleh: Elias Mite
Di balik dinding-dinding sekolah yang mungkin tak selalu megah, ...
Baca Selengkapnya26 Juni 2025
Oleh: Elias Mite
Sepuluh kali berturut-turut mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian ...
Baca SelengkapnyaCopyright Sekretariat @2023 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah - Kabupaten Merauke