MERAUKE
Sinyal Hilang atau Mati Lampu? Pilihan Sulit Masyarakat Merauke

Sinyal Hilang atau Mati Lampu? Pilihan Sulit Masyarakat Merauke

26 Agustus 2025

Oleh Elias Mite

Pernahkah kita berada dalam situasi ketika tiba-tiba listrik padam di malam hari, dan di saat yang lain sinyal telepon hilang entah ke mana? Pertanyaan sederhana, tapi kalau disodorkan kepada masyarakat Merauke: lebih memilih mana, sinyal hilang atau mati lampu?

Coba bayangkan. Saat lampu padam, apa yang pertama kali kita pikirkan? Rumah gelap gulita, kipas angin mati, kulkas berhenti dingin, rice cooker tak bisa dipakai. Apalagi kalau sedang masak nasi, bisa-bisa nasinya jadi bubur. UMKM kecil seperti penjual es, tukang jahit, sampai tukang las langsung berhenti bekerja. Kalau mati lampu terlalu lama, bahkan ikan di freezer bisa membusuk.

Tapi kalau sinyal hilang? Nah, beda lagi ceritanya. HP masih bisa menyala, lampu masih terang, TV masih bisa bunyi. Hanya saja… kita tidak bisa telepon keluarga di kampung, pesan WhatsApp tak terkirim, tidak bisa belanja online, dan anak-anak sekolah online pun langsung terhenti. Bukankah itu juga masalah besar?

Jadi, mana yang lebih penting? Listrik atau sinyal? Apakah kita rela rumah gelap gulita asal bisa tetap main Instagram? Atau lebih baik listrik hidup tapi kita seperti terputus dari dunia luar?

Masyarakat Merauke pasti akan terpecah jawabannya. Ada yang bilang, lebih baik sinyal hilang daripada mati lampu, karena listrik itu kebutuhan sehari-hari. Tapi ada juga yang berpikir sebaliknya, lebih baik mati lampu sebentar asal sinyal jangan hilang, karena komunikasi sekarang itu nyawa.

Coba kita renungkan. Seorang pedagang es pasti lebih memilih listrik tetap menyala, karena kalau mati lampu bisa rugi besar. Tetapi seorang mahasiswa yang sedang tunggu dosen mengirim link Zoom, tentu lebih panik kalau sinyal hilang. Begitu juga anak muda yang LDR, kehilangan sinyal lebih menyakitkan daripada gelap-gelapan sebentar.

Lalu kita sebagai masyarakat Merauke, kalau disuruh pilih, mana yang lebih berat ditanggung? Mati lampu atau sinyal hilang?

Pertanyaan ini tidak ada jawaban tunggal. Justru di situlah letak serunya: membuat kita sadar bahwa hidup di Merauke memang penuh dilema. Kadang-kadang, kita tidak sadar betapa pentingnya listrik sampai lampu padam. Begitu juga, kita tidak sadar betapa berharganya sinyal sampai WhatsApp tak terkirim berjam-jam.

Kadang, sinyal hilang bukan akhir dari dunia. Justru di saat itu kita bisa bercengkerama lebih lama dengan keluarga, mendengar cerita orang tua, atau sekadar menikmati alam Merauke yang luas tanpa gangguan notifikasi. Sinyal boleh hilang, tapi kesabaran jangan ikut padam.

Mari kita belajar sabar, karena di balik hilangnya sinyal, selalu ada kesempatan untuk lebih dekat dengan orang-orang di sekitar kita.


Berita Lain